Syair

Nasyid Seorang Hamba (Sekedar Mengambil Ibrah)

إلٓــهِيْ إلٓـهِيْ…  وَخَلَّاقِيْ… وحِرْزِيْ… وَمَوْئِلِـي * إِلَيْكَ لَدَى الْإِعْسَارِ وَالْيُسْرِ أَفْزَعُ Duhai Ilahi.., Penciptaku.., Penjagaku.., dan Pelindungku.. ** Hanya kepada-Mu, di saat duka maupun suka, aku berlindung. إلٓـهِيْ… لَإِنْ جَلَّتْ وَجَمَّتْ خَطِيْئــَتِــيْ * فَعَفْوُكَ عَنْ ذَنْبِيْ أَجَلُّ وَأَوْسَعُ Duhai Ilahi.., sekalipun kesalahanku memega dan membahana ** maka sungguh maaf-Mu atas dosa-dosaku, jauh lebih mega dan […]

Syair Imam Syafi’i: “Merantau Demi Ilmu dan Kemuliaan”

Al-Imam asy-Syafi’i berkata dalam syairnya: ما في المُقامِ لذي عقلٍ وذي أدبٍ مِنْ رَاحَة ٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب “Berdiam diri, stagnan, dan menetap di tempat mukim, sejatinya bukanlah peristirahatan bagi mereka pemilik akal dan adab, maka berkelanalah, tinggalkan negerimu (demi menuntut ilmu dan kemuliaan) سافرْ تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ وانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ […]

Bulan al-Qur’an Tiba, “Jangan Sepelekan Tajwid…!!”

“Ramadhan adalah bulan al-Qur’ân”. Seuntai kata yang menyusun sebuah kalimat tahunan. Namun sudahkah kita beranjak dari merangkainya, untuk kemudian memaknai dan memahaminya dengan benar? Lalu—yang terpenting—sudahkan kita beranjak naik menuju level di mana pemahaman tersebut telah menjelma hidup dalam tathbïq (praktek) keseharian? Kebanyakan kita hanya menjadikan kalimat tersebut sebatas slogan di bibir atau sekedar cuap-cuap […]

asy-Syauqi: “Guru, Hampir-Hampir Menjadi Seorang Rasul”

Suatu hari, sebuah pertanyaan dilayangkan kepada Iskandar; “sikapmu dalam memuliakan gurumu, sungguh melebihi sikapmu dalam memuliakan ayahmu sendiri, kenapa gerangan?” Iskandar pun menjawab: لِأَنَّ أَبِيْ سَبَبُ حَيَاتِيْ الفَانِيَةِ, وَمُؤَدِّبِي وَمُعَلِّمِيْ سَبَبُ الْحَيَاةِ الْبَاقِيَةِ “Karena ayahku adalah faktor sebab bagi kehidupanku (di dunia) yang fana, sementara orang yang mendidikku dan guruku, adalah faktor sebab bagi kehidupan […]

Syair Tentang Kematian

Memori saya kembali tergugah dengan sebuah ungkapan yang sangat indah (sekaligus menakutkan) tentang kematian. Saat salah seorang murid kami, Mu’adz Abdurrahman (X/MAP) hari itu mendapat giliran untuk tampil membawakan khithobah (khutbah singkat) selepas sholat Zhuhur. Dengan suara yang lirih dan pelan, dia membawakan tema tentang kematian. Yang membuat saya terhenyak adalah saat dia membacakan beberapa […]

Syair Imâm asy-Syâfi’i: “Selamat Tinggal Rasa Malas”

Imâm asy-Syâfi’i rahimahullâh berkata dalam syairnya: تَصَبَّرْ عَلَى مُرِّ الجَفَا مِنْ مُعَلِّمٍ ** فَإِنَّ رُسُوْبَ الْعِلْمِ فِيْ نَفَرَاتِهِ “Bersabarlah atas pahit getirnya jauh dan asing dari Sang Guru ** Karena bersemayamnya ilmu (di dalam hati-pent), diraih dari talqîn dan penjelasan Sang Guru (maka janganlah berpaling darinya-pent).” فَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَعَلُّمِ سَاعَةً ** تَجَرَّعَ ذُلَّ […]

Syair Imâm Syâfi’i: “Jangan Remehkan Kehebatan Panah Malam (Do’a)”

Imâm Syâfi’i rahimahullâh (wafat: 204-H) berkata dalam bait syairnya: أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيْهِ ** وَمَا تَدْرِيْ بِمَا صَنَعَ الْدُّعَاءُ “Apa engkau mencemooh do’a dan meremehkannya? ** Kau tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh do’a.” سِهَامُ اللَّيْلِ لاَ تُخْطِي ** لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ “Panah malam (yakni: dua tangan yang menengadah pada Allâh di malam hari) […]

Syair Imam Syafi’i: “Biarkan Waktu Berbuat Semaunya”

Catatan Penting: Syair-syair Imam Syâfi’i berikut ini saya terjemahkan secara bebas. Tujuan utamanya adalah menyampaikan makna dan pesan-pesan positif yang dibawanya agar semudah mungkin sampai pada pemahaman pembaca. Jadi terjemahan yang Anda baca, tidak sepenuhnya—bahkan pada bagian tertentu sama sekali tidak—mewakili makna-makna akar setiap kosakata Arab secara bahasa. Ini penting untuk dicatat, agar tidak menjadikan […]

Wasiat Terakhir Imam Syafi’i Rahimahullah

Diriwayatkan dari Imam al-Muzanniy (murid terdekat Imam asy-Syafi’i), dia bertutur: “Aku membesuk asy-Syafi’i ketika beliau ditimpa sakit yang mengantarkannya pada ajal. Aku pun berkata padanya: ‘Bagaimana keadaanmu wahai guru?’ Beliau menjawab: ‘Keadaanku layaknya seseorang yang akan pergi meninggalkan dunia, yang segera akan berpisah dengan saudara, yang sejenak lagi akan meneguk gelas kematian, yang akan bertemu […]

Syair: “Dua Pegangan dalam Meraih Keyakinan Sejati”

كِتَابُ اللهِ عَزَّ وَجَـلَّ قَـوْلِيْ     *       وَمَا صَحَّتْ بِهِ الآثَارُ دِيْنِـيْ فَدَعْ مَا صَدَّ عَنْ هَذِهِ وَخُذْهَا  *       تَكُنْ مِنْهَا عَلَى عَيْنِ الْيَقِـيْنِ Kitabullah ‘Azza wa Jalla adalah ucapan—yang menjadi pegangan hidup—ku Dan segenap apa yang shahih dari atsar (hadits) adalah agamaku Maka tanggalkanlah apa-apa yang menghalangi darinya dan peganglah ia Niscaya darinya, kau kan […]

Syair Ibnu Taimiyyah di Penghujung Hayat Beliau

Syair Ibnu Taimiyyah di Penghujung Hayat Beliau

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah (wafat: 751-H) mengisahkan: “Suatu ketika—di akhir-akhir hayatnya—Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat: 728-H) mengirimi aku tulisan tangan beliau tentang Kaidah Tafsir. Di balik tulisan tersebut terdapat bait-bait syair yang beliau tulis sendiri dengan tangan beliau. Tulisan tersebut berbunyi: أَنَا الْفَقِيرُ إِلَى رَبِّ الْبَرِيَّاتِ … أَنَا الْمُسَيْكِينُ فِي مَجْمُوعِ حَالَاتِي “Akulah hamba […]

Syair “Renungan Muharram” – 01

قَطَعْتَ شُهُوْرَ الْعَامِ لَهْوًا وَغَفْلَةً … وَلَمْ تَحْتَرِمْ فِيْمَا أَتَيْتَ الْمُحَرَّمَا “Engkau telah menghabiskan bulan demi bulan sepanjang tahun dalam buaian dan kelalaian … Pun tatkala Muharram datang, engkau tidak memberikan penghormatan (dengan meninggalkan maksiat).” فَلاَ رَجَبًا وَافَيْتَ فِيْهِ بِحَقِّهِ … وَلاَ صُمْتَ شَهْرَ الصَّوْمِ صَوْمًا مُتَمِّمَا “Rajab pun tidak engkau tunaikan haknya (dengan ibadah […]

Syair Hikmah: Target Hidup yang “Paa…aa..aaling” Tinggi

لِكُلِّ بَنِي الدُّنْيَا مُرَادٌ وَمَقْصَدُ          وَإنَّ مُرَادِيْ صِحَّةٌ وَفَرَاغُ “Bagi setiap anak-anak dunia ada keinginan dan tujuan … Adapun tujuanku, sekedar bisa (selalu) sehat dan memiliki waktu luang.” لِأَبْلُغَ فِيْ عِلْمِ الشَّرِيْعَةِ مَبْلَغًا               يَكُوْنُ بِهِ لِيْ لِلْجِنَانِ بَـلاَغُ “Agar aku bisa mencapai satu tingkatan (yang tinggi) dalam ilmu syari’at … yang dengannya […]

Kisah Perdebatan Antara Ilmu dan Akal

Seorang penyair pernah menggambarkan keistimewaan ilmu dalam bari demi baris kalimat yang bertutur tentang perdebatan antara Ilmu dan Akal. Sang penyair berkata: عِلْمُ الْعَلِيْمِ وَعَقْلُ الْعَاقِلِ اخْتَلَفَا       مَنْ ذَا الَّذِيْ مِنْهُمَا قَدْ أَحْرَزَ الشَّرَفَا فَالْعِلْمُ قَالَ: أَنَا أَحْرَزْتُ غَايَتَهُ          وَالْعَقْلُ قَالَ: أَنَـا الرَّحْمَنُ بِيْ عُرِفَا فَأَفْصَحَ الْعِلْمُ اِفْصَاحًا وَقَالَ لَهُ        بِأَيْنَا اللهُ فِي […]

Wanita Lembah yang Lemah & Bejana Penuh Emas

Wanita Lembah yang Lemah & Bejana Penuh Emas

Al-Ashma’i, penyair Arab yang tersohor, mengisahkan: “Suatu ketika aku menemani (Harun) ar-Rasyid dalam sebuah perjalanan Haji. Kami pun berlalu di sebuah lembah, ada seorang wanita di sisi lembah tersebut. Di tangannya, ada bejana. Seraya menghadapkan bejananya padaku (seolah ia hendak meminta sesuatu), dia bersenandung dalam syairnya: طَحْطَحَتْنَا طَمَاطِمُ الأَعْـوَامِ        وَرَمَتْنَا حَوَادِثُ الأيـَّـــــــــــــــــامِ فَأَتَيْنَا نـَمُـــــــــــــــــــــدُّ […]